Breaking News

Sunday, January 11, 2015

Perawat Jerman Ini Bunuh 30 Pasien Karena Bosan Bekerja

Perawat bernama Niels H (38) mengaku membunuh 30 pasien di Rumah Sakit Delmenhorst, dekat Ibu Kota Berlin, Jerman. Pria ini mulai diadili September lalu, karena terbukti membunuh tiga pasien dan mencoba membunuh lagi dua orang sakit lainnya.


Ketika menjalani tes kejiwaan di pengadilan pada Kamis (8/1), Niels mengungkap fakta mengejutkan. Korban yang dia bunuh lebih banyak dari perkiraan awal polisi.

Pria keji ini mengaku membunuh 30 orang karena bosan dengan pekerjaannya. Selain itu, dia ingin mempraktikkan kemampuan resusitasi (pacu jantung manual) yang biasanya dikuasai paramedis.

Niels merasa sangat jago melakukan resusitasi, sehingga puas bila pasien yang dia bikin nyaris mati bisa kembali sadar.

"Pelaku mengerti dia membawa kecemasan dan kesedihan bagi pasien dan keluarganya, namun dia tetap melakukan hal tersebut," kata psikiater yang berbicara dengan perawat itu Konstantin Karyofilis, dilansir dari Russian Today, Jumat (9/1).

Menurut psikiater, pelaku sekarang merasa sangat malu pada ulah bejatnya. Kepada sang psikiater, Niels memberikan pasien terutama yang sakit jantung, obat dengan dosis mematikan.

"Dia mengatakan dosis tersebut ia berikan agar si pasien dapat hidup kembali," ujar Karyofilis di pengadilan.

Semua orang menganggap kematian yang terjadi di klinik tempat si perawat tersebut di Delmenhorst merupakan kematian yang wajar. Mereka merasa para perawat telah berusaha keras untuk merawat keluarga atau orang lain yang sakit di klinik tersebut. Hingga akhirnya terkuak kasus ini.

"Jika tidak ditindaklanjuti, si pelaku dapat membunuh lebih banyak lagi. Dia sendiri pernah dihukum pada 2008 lalu," kata hakim pengadilan, seperti dikutip dari Merdeka.

Obat yang dipakai oleh Neils untuk membunuh pasiennya adalah obat Gilurytmal (Ajmaline) yang biasanya dihunakan kepada penderita sakit jantung. Obat ini disimpan dan digunakan dibawah kontrol yang ketat karena dapat menyebabkan kematian apabila dosis yang dipakai melebihi batas.

Kasus ini mirip dengan tindakan keji Daniela Poggiali di Italia tahun lalu. Perawat wanita itu terungkap menyuntik mati 38 pasien karena merasa mereka berisik. Daniela diduga memiliki gangguan jiwa, lantaran sempat berfoto dengan satu jenazah yang belum lama dia suntik mati.

No comments:

Post a Comment

Designed By Blogger Templates