Breaking News

Monday, February 16, 2015

Novel Fifty Shades of Grey Lebih Merangsang Dibanding Filmnya

Fifty Shades of Grey, film yang ditunggu-tunggu insan sejagat akhirnya tayang juga. Seperti sudah bisa diduga dari pre-sale tiket yang meroket, film garapan sutradara Sam Taylor-Johnson itu laris manis. Mengutip Reuters, ia langsung meraja di box office Amerika Serikat dan Kanada. Perolehannya sekitar US$ 81,7 juta atau Rp 1,04 triliun selama pekan pembukaan.


Namun menurut peneliti, euforia film itu tidak akan menandingi bukunya. Novel percintaan erotis tentang pengusaha kaya raya dengan mahasiswi tingkat akhir Sastra karya E.L. James dianggap akan lebih membuai imajinasi seksual perempuan. Meski filmnya banyak diprotes karena sadis dan porno, efek novelnya lebih dahsyat.

Seperti diberitakan Time, peneliti menemukan bahwa perempuan tidak menikmati menonton adegan seks sebanyak mereka membacanya. "Ada bukti bahwa perempuan lebih memilih erotika tekstual ketimbang visual," ujar Ogi Ogas, ilmuwan saraf dan asisten penulis untuk A Billion Wicked Thoughts. Ia telah menganalisis triliunan situs pencarian dan jutaan situs erotika untuk menemukan ukuran hasrat manusia.

Dari situ, ia menemukan bahwa perempuan hanya mengunduh atau membeli satu video dari 50 situs porno tetapi membeli sembilan dari 10 novel romansa erotika. Seiring dengan itu, situs porno populer perempuan hanya dikunjungi 50 ribu orang per bulan, sedangkan situs porno laki-laki bisa sampai puluhan juta pengunjung.


Sementara itu, novel Fifty Shades of Grey terjual sampai lebih dari 100 juta kopi. Situs penggemar mereka juga lebih banyak dikunjungi perempuan dan dijadikan tempat diskusi adegan-adegan erotis yang mereka sukai dari novelnya.

Mengapa perempuan lebih menikmati membaca seks ketimbang menonton, tentu ada alasannya. Sejarah historis, laki-laki punya hasrat untuk berhubungan seksual dengan wanita sebanyak mungkin, dengan tujuan 'melestarikan' gen mereka. Itu sebabnya laki-laki cenderung tidak bisa mengontrol hasrat seksual mereka. Dan karena tujuannya 'melestarikan' gen, mereka butuh tahu apakah perempuan itu subur.

"Bagi seorang laki-laki, melihat apakah perempuan itu sehat, dan subur adalah melalui penilaian visual," ujar Ogas. Itu dibuktikan oleh sebuah lembaga penelitian yang menunjukkan bahwa laki-laki lebih mudah terangsang dengan stimulan visual. Sementara itu, perempuan lebih menikmati imajinasi. Itu yang menyebabkan, rangsangan berbentuk tekstual merupakan 'pemanasan' yang bagus bagi mereka.

Sebab, perempuan lebih romantis. Mereka tidak bertujuan bercinta dengan banyak laki-laki dan 'melestarikan' gen. Sebaliknya, perempuan lebih memilih satu pasangan seumur hidup, pasangan jangka panjang. Saat dipindai, otak perempuan juga lebih terangsang secara psikologis dibanding oleh gambar fisik. Maka, fantasi pria sejati yang banyak ada dalam novel, disukai.

"Apa yang laki-laki pikirkan? Apakah mereka akan ada untuk jangka panjang? Pertanyaan itu tak bisa dijawab segera. Itu sebabnya buku 200 halaman lebih cocok untuk fantasi itu daripada klip video," ujar Ogas menjelaskan lagi.


Fifty Shades of Grey merupakan film yang diadaptasi dari novel berjudul sama yang rilis 2012 di Amerika. Jamie Dornan dan Dakota Johnson didapuk sebagai dua bintang utama, memerankan Christian Grey dan Anastasia Steele. Adegan seks dalam film itu mencapai 20 menit. (CNN)

No comments:

Post a Comment

Designed By Blogger Templates